Memasuki tahun 2026, industri digital printing di Indonesia terus mengalami pertumbuhan, namun di saat yang sama juga menghadapi berbagai tantangan baru. Perubahan perilaku konsumen, kenaikan biaya operasional, hingga tuntutan efisiensi membuat pengusaha digital printing harus beradaptasi lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Jika tidak diantisipasi sejak dini, masalah-masalah ini dapat menghambat perkembangan bisnis, menurunkan profit, bahkan membuat usaha sulit bersaing. Berikut adalah 5 masalah utama yang diprediksi akan paling banyak dihadapi oleh pengusaha digital printing di tahun 2026, beserta gambaran solusinya.
1. Persaingan Harga yang Semakin Ketat
Di tahun 2026, jumlah usaha digital printing diperkirakan semakin bertambah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota penyangga lainnya. Hal ini menyebabkan perang harga yang sulit dihindari.
Banyak pelaku usaha menurunkan harga tanpa perhitungan matang demi mendapatkan order, yang pada akhirnya:
Margin keuntungan semakin tipis
Sulit menutup biaya operasional
Bisnis tidak berkelanjutan
Solusi yang perlu disiapkan:
Hitung HPP secara akurat
Fokus pada efisiensi operasional, bukan sekadar murah
Gunakan sistem pencatatan biaya dan bahan baku yang rapi
👉 Dengan software manajemen digital printing seperti InkPoint, pengusaha bisa mengetahui biaya produksi sebenarnya dan menentukan harga jual yang sehat.
🔗 https://inkpoint.id
2. Biaya Operasional yang Terus Meningkat
Kenaikan harga bahan baku cetak seperti kertas, tinta, toner, dan bahan finishing diprediksi masih berlanjut hingga 2026. Ditambah lagi dengan:
Biaya listrik mesin
Perawatan dan spare part
Biaya SDM
Tanpa manajemen yang baik, kenaikan biaya ini akan langsung memangkas keuntungan.
Masalah yang sering terjadi:
Waste produksi tidak terkontrol
Selisih stok bahan baku
Tidak ada laporan biaya yang detail
Solusi jangka panjang:
Kontrol stok bahan baku secara real-time
Catat waste dan kesalahan produksi
Evaluasi biaya secara berkala menggunakan sistem digital
3. Manajemen Order dan Produksi yang Tidak Terintegrasi
Di tahun 2026, kecepatan layanan menjadi faktor utama kepuasan pelanggan. Sayangnya, banyak usaha digital printing masih mengelola:
Order di WhatsApp
Produksi secara manual
Stok di buku atau Excel
Keuangan terpisah
Kondisi ini menyebabkan:
Order terlewat
Produksi tidak sesuai spesifikasi
Kesalahan cetak berulang
Komplain pelanggan meningkat
Solusi yang dibutuhkan:
Sistem terintegrasi antara order, produksi, stok, dan keuangan
Monitoring status order secara real-time
Alur kerja yang jelas dari depan hingga belakang
👉 InkPoint hadir sebagai solusi manajemen digital printing terintegrasi yang membantu bisnis lebih rapi dan efisien.
🔗 https://inkpoint.id
4. Sulit Mengontrol Stok Bahan Baku dan Waste Produksi
Masalah klasik yang masih akan menghantui pengusaha digital printing di 2026 adalah selisih stok bahan baku. Tanpa sistem yang baik, pengusaha sering tidak sadar bahwa:
Bahan habis lebih cepat dari seharusnya
Banyak bahan terbuang akibat salah cetak
Stok di data tidak sesuai dengan stok fisik
Dampaknya:
Biaya produksi membengkak
Produksi terhambat
Profit bocor tanpa disadari
Solusi yang wajib diterapkan:
Stok opname rutin
SOP pengambilan bahan baku
Sistem stok otomatis berbasis order
Dengan sistem stok digital dari InkPoint, pemilik usaha bisa memantau pemakaian bahan baku secara detail per order.
5. Kurangnya Digitalisasi dan Adaptasi Teknologi
Tahun 2026 akan menjadi era di mana digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Usaha digital printing yang tidak beradaptasi akan tertinggal oleh kompetitor yang lebih modern.
Ciri usaha yang sulit bersaing:
Semua masih manual
Tidak punya laporan real-time
Sulit mengambil keputusan berbasis data
Bergantung penuh pada satu orang
Solusi untuk bertahan dan berkembang:
Mulai menggunakan software manajemen usaha
Otomatisasi proses operasional
Gunakan data untuk mengambil keputusan bisnis
👉 Mulai digitalisasi usaha digital printing Anda bersama InkPoint sekarang juga.
🔗 https://inkpoint.id
Kesimpulan
Tahun 2026 akan menjadi tahun yang menantang bagi pengusaha digital printing di Indonesia. Persaingan harga, kenaikan biaya, manajemen operasional yang kompleks, serta tuntutan digitalisasi adalah masalah utama yang tidak bisa dihindari.
Namun, pengusaha yang mampu beradaptasi, mengelola bisnis secara rapi, dan memanfaatkan teknologi akan tetap bertahan bahkan berkembang. Menggunakan sistem manajemen digital printing seperti InkPoint dapat menjadi langkah strategis untuk menghadapi tantangan tersebut.
👉 Daftar sekarang dan siapkan bisnis digital printing Anda menghadapi 2026 di:
🔗 https://inkpoint.id